Bicara soal kelistrikan, memang bukanlah sesuatu yang bisa disepelekan. Besarnya energi listrik dan bahaya yang menghantui jika adanya kekeliruan dalam instalasi, membuat pemasangan listrik di bangunan harus dilakukan secara teliti. Ada banyak sekali kisah rumah-rumah yang terbakar disebabkan oleh masalah kelistrikan. Demi mencegah kondisi itu terjadi, salah satu yang kerap dilakukan adalah grounding listrik.
Apa itu Grounding Listrik?
Dilansir dari berbagai sumber, grounding pada sistem kelistrikan bisa dianggap sebagai sistem pertanahan pada instalasi listrik. Sekadar informasi, Bumi atau tanah yang kita pihak ini mempunyai volume dan massa yang luar biasa besar sehingga mampu membuat muatan listrik menjadi netral. Bahkan energi listrik yang dilepaskan oleh petir dan menyambar ke Bumi bisa dinetralkan begitu saja.
Padahal sambaran petir itu mampu membawa muatan listrik sebesar 40 ribu sampai 120 ribu volt! Lantaran itulah keputusan untuk melakukan grounding listrik sering dipilih demi menciptakan keamanan dan kenyamanan masyarakat. Agar sistem pentanahan tenaga listrik ini bisa diterapkan, biasanya sebuah elektroda penghantar ditanam ke dalam tanah. Nanti bagaimana grounding bekerja sesuai dengan jenis konduktor elektroda yang dipakai.
Inilah 5 Fungsi Grounding Listrik
Melihat ulasan di atas, memang bisa disimpulkan bahwa sistem pentanahan tenaga listrik ini sangatlah penting. Bahkan ada banyak sekali fungsinya yang sayangnya, tak semua orang sadar. Apa saja? Berikut lima di antaranya:
- Untuk menghindari adanya kebocoran arus listrik yang terlalu besar dan terlalu tinggi, sehingga membahayakan
- Mencegah munculnya induksi tegangan listrik. Sekadar informasi, induksi ini adalah gejala munculnya arus listrik pada konduktor karena adanya perubahan medan magnet di sekeliling penghantar
- Melindungi dari adanya listrik statis yang berbahaya dan dapat memicu kebakaran
- Sebagai acuan saat hendak melakukan pengukuran tegangan
- Memberikan perlindungan dari adanya tegangan super besar misalkan petir saat cuaca sedang hujan deras atau buruk
Dengan cara pemasangan yang cukup mudah yakni elektroda khusus yang ditanam di dalam tanah dengan kabel arde yang berwarna hijau atau kuning strip hijau, membuat grounding jadi hal wajib saat ini.
Cara Kerja Sistem Grounding Kelistrikan
Bicara soal cara kerja sistem pentanahan tenaga listrik ini, rupanya komponen terpenting di dalamnya adalah kabel grounding. Kabel ini berfungsi untuk meminimalkan adanya kebocoran arus listrik, entah besar atau kecil. Seperti yang Anda tahu, arus listrik akan selalu mencari aliran yang mudah dilewati. Sehingga dalam hal arus yang sangat besar, Bumi merupakan pilihan terbaik untuk membuang kelebihan muatan.
Lewat grounding ini, loncatan listrik statis dengan muatan listrik sangat besar akan dialirkan ke kabel-kabel pertanahan sehingga tak sampai memicu percikan api berbahaya. Agar grounding bisa bekerja sebagaimana mestinya, kabel penghantar harus benar-benar terhubung ke tanah tanpa resistansi. Hanya saja karena untuk mendapat grounding hingga 100% cukup rumit, hambatan maksimum yang ditetapkan adalah 5 ohm.
Untuk kebutuhan rumah tangga biasanya terminal grounding pada instalasi kelistrikan dipasang pada kWH meter. Sedangkan untuk kebutuhan penangkal petir, langsung tersambung ke unit penangkal petir yang biasanya berupa tiang di tempat yang cukup tinggi.
Dengan fungsinya yang sangat penting itulah, PT Sutrakabel Intimandiri (SUTRADO Kabel) tidak main-main dalam memproduksi kabel berkualitas untuk grounding listrik. Punya kapasitas produksiĀ 80 ribu ton kabel per tahun, semua produk SUTRADO Kabel sudah melewati proses inspeksi luar biasa ketat agar seluruh kabel telah memenuhi kriteria dan berbagai standar yang ditetapkan, sehingga konsumen lebih nyaman dalam hal kelistrikan.